By:
Dr. Marsigit, M.A.
Reviewed
by: Dyah Sartika Putri
Praktek pengajaran di Indonesia adalah umumnya
guru menjelaskan dan bertanya dalam konteks
yang luas, kepada
seluruh kelas, diikuti oleh mahasiswa dengan mencatat pada kertas
dan pensil di bangku mereka. Fungsi
guru sebagai tokoh sentral dalam menentukan kegiatan dan melakukan instruksi, dan siswa jarang aktif terlibat
dalam pembelajaran secara
langsung dari satu sama lain atau
memulai proses interaksi dengan orang lain. Tantangan bagi pendidik dalam dekade berikutnya
adalah untuk meningkatkan belajar siswa keterampilan yang
lebih tinggi dalam belajar matematika, guru harus mengatur instruksi
untuk melibatkan anak-anak sehingga
mereka secara aktif membangun
pengetahuan mereka sendiri dengan pemahaman (Peterson di
Grouws, et al,
1988.).
Berdasarkan pengamatan praktek pengajaran dan kunjungan sekolah di Jepang (Marsigit,
2000), penulis memiliki
beberapa kesimpulan bahwa sistem
pendidikan saat ini di Jepang adalah berjuang untuk melakukan pembelajaran seumur hidup di mana ia mendorong keterampilan dasar
dan kemampuan. Pemerintah Jepang
berusaha untuk membangun sistem pendidikan seumur hidup dalam kerjasama dengan sekolah-sekolah, industri, LSM, dan lembaga
lainnya. Sembilan tahun pendidikan
wajib terdiri dari 6 tahun SD dan 3 tahun SMP.
Dewan pendidikan melaksanakan fungsi pendidikan dari pemerintah daerah. Guru didorong untuk menjadi lebih fleksibel dan mengakui bahwa anak-anak harus aktif. Guru mendorong melibatkan siswa mereka dalam diskusi kelas.
Dewan pendidikan melaksanakan fungsi pendidikan dari pemerintah daerah. Guru didorong untuk menjadi lebih fleksibel dan mengakui bahwa anak-anak harus aktif. Guru mendorong melibatkan siswa mereka dalam diskusi kelas.
Untuk meningkatkan kualitas matematika dan ilmu
pendidikan, dalam kesempatan tertentu, pakar pendidikan Jepang yang disarankan
sebagai berikut:
(a) melaksanakan mengajar kelas terbuka,
(b) mendorong para guru untuk membuat materi (buku teks),
(c) mengevaluasi proses belajar mengajar oleh siswa
mereka,
(d) menganalisis kesalahan
siswa, dll.
Kerjasama antara lembaga pendidikan seperti mencari
model-model alternatif dalam referensi pengalaman pendidikan Jepang bisa memberikan beberapa manfaat kesempatan untuk: (a) mendiskusikan
dan meningkatkan pelaksanaan kurikulum yang mencakup pengembangan buku teks,
bahan ajar, metodologi pengajaran, dan penilaian, (b) memperkaya pengalaman
pendidik matematika dan ilmu pengetahuan, dll.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar