Jumat, 16 September 2011

The Effort to Increase the Student’s Motivation in Mathematics Learning with Some Teaching Aids in Junior High School 5 Wates, Kulon Progo, Yogyakarta, Indonesia


By: Dr. Marsigit, M.A.
Reviewed by: Dyah Sartika Putri

Salah satu upaya guru dalam meningkatkan motivasi siswa dalam
pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama adalah dengan membuat proses belajar mengajar menjadi menyenangkan, menarik, terhubung dengan kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang ditemukan di kelas dari 2 kelas SMP 5 Wates Sekolah, Kulon Progo Yogyakarta, Indonesia. Pendekatan penelitian ini adalah untuk memilih dan menggunakan alat bantu mengajar, yang digunakan sebagai model pembelajaran dalam pengajaran pembelajaran matematika melalui penelitian tindakan kelas. Para guru mengambil tindakan dalam penelitian sendiri sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memilih dan menggunakan alat bantu pengajaran beberapa digunakan sebagai model pembelajaran matematika untuk meningkatkan motivasi siswa.
Keberhasilan proses belajar mengajar di Matematika tidak jauh dari peran guru sebagai informator, komunikator, dan fasilitator. Metode mengajar digunakan oleh guru harus bisa melakukan intervensi interaksi antara guru, siswa, dan prestasi belajar. Sampai sekarang, kita masih mendengar banyak siswa yang mengeluh bahwa matematika dipandang sebagai subjek menakutkan, tidak menarik, dan sulit untuk dicari penyelesainnya, juga tidak terkait dengan kebutuhan sehari-hari. Hal ini dibuktikan oleh nilai Ujian Nasional yang masih lebih rendah dari yang diharapkan, meskipun ada juga siswa yang menunjukkan prestasinya yang bagus dalam mata pelajaran matematika. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar banyak juga dipengaruhi oleh dua faktor internal dan eksternal. Pada faktor eksternal pada siswa, guru
harus memiliki
sikap untuk memotivasi siswa terkait dengan skema bimbingan Ki Hajar Dewantoro kata "Ing Madyo Mangun Karso" yang berarti guru yang harus mendorong
motivasi siswa (Mugiharso, 1993). Atau itu berarti guru yang harus kreatif
dalam meningkatkan motivasi siswa. Siswa SMP berada di usia antara 12 - 15 tahun. Berdasarkan perkembangan kognitif dari Peaget, usia ini milik operasi formal. Akuisisi pada tingkat ini muncul dari ide-ide untuk membandingkan, mendiskusikan dan membuat kesimpulan. Ada perubahan ke fungsi intelektual dari pemikiran konkret untuk abstrak (Suardiman, 1986:36). Alat bantu mengajar dapat membantu proses abstraksi dari siswa. Hal ini sangat efektif untuk menggunakan permainan-kartu dalam mengajar matematika (Bell, 1986). Ada diskusi baik antar individu dan antar kelompok, yang berkaitan dengan kata-kata Ki Hajar Dewantara "Tut Wuri Handayani" yang berarti guru harus tetap berdiri di belakang dan membiarkan siswa untuk mengetahui cara mereka sendiri, tapi masih memberikan koreksi jika perlu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian tindakan dengan menggunakan alat bantu mengajar beberapa seperti papan dipaku, karet tangan, kartu bermain, lembar kerja siswa, kertas transparansi, tiga bilah kayu yang bisa digunakan sebagai model dalam mengajar matematika dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Sehubungan dengan
hasil penelitian, peneliti menyarankan para guru matematika di SMP
sekolah tinggi dalam proses belajar-mengajar mereka harus menggunakan metode variasi untuk memotivasi siswa dan untuk menghindari membosankan siswa dan selalu menggunakan bantuan demonstrasi yang optimal untuk menjelaskan konsep, ide, definisi atau prosedur tertentu.

1 komentar: